PEMBUATAN GRANUL DAN PEMBUATAN TABLET
TUJUAN
Mengetahui perbedaan tablet FI III dan FI IV
Mengetahui masalah selama proses percetakan tablet
Mengetahui keuntungan dan kerugian dari sedian tablet
Mengetahui metode pembuatan Granul
DASAR TEORI
I PENGERTIAN TABLET
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa zat pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan dengan tablet cetak dan tablet kempa.(FI IV,
Tablet adalah sedian bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi.Berdasarkan metode pembuatannya , dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi. (USP 26 , hal 2406) 1995)
Perbedaan pengertian tablet menurut FI edisi III dan edisi IV
TABLET (MENURUT FI III)
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok.(Farmakope edisi III).
TABLET (MENURUT FI IV)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini.(Farmakope Edisi IV)
Dari beberapa pengertian tablet menurut beberapa literatur dapat disimpulkan bahwa :
Tablet adalah Bentuk sediaan padat farmasetik yang mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dalam bentuk pipih, sirkuer, permukaannya datar atau cembung, yang dibuat dengan metode pengempaan atau pencetakan atau dengan cara lain sesuai dengan punch dan die,dibawah tekanan beberapa ratus kg/cm2 .
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.
Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik.
Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.
Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
Bebas dari kerusakan fisik.
Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan.
Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku (anis yohana chaerunisaa,Farmasetika Dasar)
II MASALAH SELAMA PROSES PERCETAKAN TABLET
Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara umum, seperti :
Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet dari badan tablet
Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih
Chipping : keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong
Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-tengah
Picking : perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch
Sticking : keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)
Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata
II.KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TABLET
Keuntungan Tablet
Tablet dipasaran mudah diberikan dalam dosis yang tepat jika diinginkan dosis dapat dibagi rata dan akan memberikan efek yang akurat.
Tablet tidak mengandung alcohol
Tablet dapat dibuat dalam berbagai dosis.
Sifat alamiah dari tablet yaitu tidak dapat dipisahkan, kualitas bagus dan dapat dibawa kemana-mana, bentuknya kompak, fleksibel dan mudah pemberiannya.
Secara umum, bentuk pengobatan dangan menggunakan tablet lebih disukai karena bersih, praktis dan efisien.
Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan yang terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling lemah.
Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.
Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan, terutama bila tersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.
Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan diusus atau produk lepas lambat.
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.
Tablet oral mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri dengan bantuan segelas air.
Untuk anak-anak dan orang-orang secara kejiwaan, tidak mungkin menelan tablet, maka tablet tersebut dapat ditambahkan penghancur, dan pembasah dengan air lebih dahulu untuk pengolahannya.
Dapat dibuat tablet kunyah dengan bahan mentol dan gliserin yang dapat larut dan rasa yang enak, dimana dapat diminum, atau memisah dimulut.
Konsentrasi yang bervariasi.(Moh.anief,2000)
Kerugian Tablet
Orang yang sukar menelan atau meminum obat.
Keinginan konsumen beda dengan yang kita buat/produk.
Beberapa obat tidak dapat dikepek menjadi padat dan kompak.
Tablet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak untuk menjaga kesalahan karena menurut mereka tablet tersebut adalah permen.
Warnanya cenderung memberikan bahaya.(Moh.anief,2002)
Jenis-jenis tablet
Tablet kompresi
Adalah tablet kompresi yang dibuat dengan sekali tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya kedalam bahan obatnya diberi tambahan sejumlah bahan pembantu.
Tablet kompresi ganda
Adalah tablet kompresi berlapis, dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali tekanan.
Tablet salut gula
Ini merupakan tablet tablet kempa yang terdiri dari penyalut gula. Tujuan penyalutan ini adalah untuk melindungi obat dari udara dan kelembapan serta member rasa atau untuk menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau bau bahan obat.
Tablet diwarnai coklat
Tablet ini menggunakan coklat untuk menyalut dan mewarnai tablet, misalnya dengan menggunakan oksida besi yang dipakai sebagai warna tiruan coklat.
Tablet salut selaput
Tablet kompresi ini disalut dengan selaput tiais dari polimer yang larut atau yang tidak larut dalam air maupun membentuk lapisan yang meliputi tablet.
Tablet kunyah
Yaitu tablet yang dikunyah lembut, segera hancur ketika dikunyah adalah dibiarkan larut dalam mulut, terasa enak dan menarik, biasa digunakan untuk tablet anak, antisid dan antibiotic.
Tablet effer vescent
Yaitu tablet berbuih dilakukan dengan cara kompresi granulasi yang mengandung garam-garam effer adalah bahan bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air. Campurannya biasanya adalah asam dan basa. Asamnya adalah as. Sitrat atau as. Tartrat. Sadangkan basanya adalah basa karbonat.
Tablet hipodermik
Yaitu tablet yang diperuntukkan atau dimasukkan dibawah kulit dibuat secara septic dan streril mungkin.
Tablet larut
Tablet yang ditujukan pada umumnya untuk antiseptic. Berupa larutan untuk luka atau infeksi pada kulit persyratan utama zat aktif dan zat adiktif harus larut sempurna dalam pelarut membentuk larutan yang sempurna dan tidak toksik.
Tablet hisap
Digunakan untuk pengobatan local disekitar mulut.
Tablet Salut enteric
Tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak atau hancur dilambung tapi diusus.
Tablet sublingual atau bukal
Yaitu tablet yang disisipkan dipipi dan dibawah lidah. Biasanya bentuknya datar, tablet oral yang direncanakan larut dalam kantung pipi adalah dibawah lidah untuk diabsorpsi melalui mukosa oral. Tujuannya agar obat dapat diabsorpsi dengan cepat.
Tablet triturate
Bentuk tablet ini biasanya kecil dan silinder dibuat dengan cetakan atau dibuat dengan kompressi mengandung sejumlah kecil obat keras.
T. pembagi
Yaitu tablet yang digunakan untuk membuat puyer.
T. penglepas terkendali
Yaitu tablet dari kapsul yang penglepasan obatnya secara terkendali.(Moh.Anief)
Bentuk dan ukuran tablet
Bentuk tablet
Bentuk silinder
Bentuk kubus
Bentuk cakram
Bentuk bundar
Bentuk batang
Bentuk telur/peluru
Bentuk pipih/sirkuler
Bentuk oval
Bentuk cincin
Bentuk segitiga,segi empat,segi lima, banyak segi, segiempat panjang, bentuk hati.
Ukuran tablet
Menurut R.Voigt
Garis tengah pada umumnya 15-17 mm
Bobot tablet pada umumnya 0.1-1 gr.
Menurut Lachman
Tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inc
Berat tablet berkisar antara 120-700 mg ≥ 800 mg
Diameternya 1/4 – 7/6 inci
Menurut Dom Martin
Diameternya 1/8 – 1 1/5 inci
Menurut FI III dan FN
Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.
Tablet (compressi) merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan. (Anonim, 1995)
Tablet kempa paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung desain cetakan.
Tablet cetak dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.
Tablet trikurat adalah tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya slindris, sudah jarang ditemukan. (Anonim, 2008)
Tablet digunakan baik untuk tujuan pengobatan lokal atau sistemik. Pengobatan lokal misalnya:
Tablet untuk vagina, berbentuk seperti amandel, oval, digunakan sebagai antiinfeksi, antifungi, penggunaan hormon secara lokal.
Lozenges, trochisi digunakan untuk efek lokal di mulut dan tengorokan, umumnya digunakan sebagai antiinfeksi.(Moh.Anief)
Pengobatan untuk mendapatkan efek sistemik, selain tablet biasa yag ditelan masuk perut terdapat pula yang lain seperti:
Tablet bukal digunakan dengan cara dimasukkan di antara pipi dan gusi dalam rongga mulut, biasanya berisi hormon steroid, absorpsi terjadi melalui mukosa mulut masuk peredaran darah.
Tablet sublingual digunakan dengan jalan dimasukkan di bawah lidah, biasanya berisi hormon steroid. Absorpsi terjadi melalui mukosa masuk peredaran darah.
Tablet implantasi berupa pellet, bulat atau oval pipih, steril dimasukkan secara implantasi dalam kulit badan.
Tablet hipodermik dilarutkan dalam air steril untuk injeksi untuk disuntikkan di bawah kulit. (Anief, M., 2005)
III.PEMBUATAN GRANUL
Granulasi adalah suatu proses pembesaran ukuran ketika partikel-partikel kecil dibentuk menjadi gumpalan yang lebih besar, kuat secara fisik, sedangkan partikel-partikel orisinil masih dapat diidentifikasi.
Berdasarkan pembuatan, granulasi terdiri dari: granulasi basah dan kering. Salah satu dari tiga metode pembuatan tablet adalah metode granulasi kering. Tujuan dari granulasi kering adalah: untuk memperoleh granul yang dapat mengalir bebas untuk pembuatan tablet. Granulasi kering dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin digranulasi basah karena tidak stabil atau peka terhadap panas dan atau lembap atau juga tidak mungkin dikempa langsung menjadi tablet, karena zat aktif tidak dapat mengalir bebas dan atau dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa langsung.
Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
Prosedur pembuatan tablet dapat dibuat melalui tiga macam cara, yaitu:
granulasi basah,
granulasi kering
kempa langsung
Pembuatan granulasi basah
Granulasi Basah yaitu memproses campuran zat aktif dan eksipien menjaddi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga didapat masa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.(Anis Yohana Chaerunisaa,Farmasetika Dasar)
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan metode granulasi basah :
Memperoleh aliran yang baik
Meningkatkan kompresibilitas
Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
Mengontrol pelepasan
Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
Distribusi keseragaman kandungan( Anis Yohana Chaerunisaa,Farmasetika Dasar)
Kekurangan metode granulasi basah:
Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
Biaya cukup tinggi
Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air (Anis Yohana Chaerunissa, Farmasetika Dasar)
Pembuatan granulasi kering
Granulasi kering disebut juga slugging, yaitu metode yang memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat, selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran yang lebih bessar dari serbuk semula(granul).
Prinsip dari metoda ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut. Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut:
Kandungan zat aktif dalam tablet yang tinggi
Zat aktif memiliki aliran yang buruk
Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab. (Anis Yohana Chaerunissa,Farmasetika Dasar)
Zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, bila perlu zat pengikat dan zat pelicin di campur dan di buat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar, setelah itu tablet yang terjadi di pecah menjadi granul lalu di ayak. Akhirnya dikempa cetak menjadi tablet yang di kehendaki dengan mesin tablet.
Teknologi granulasi kering secara kempa terdiri dari dua metode, yaitu:
Pembuatan Bongkah (Slugging)
Pembuatan bongkah terdiri dari: menghaluskan tiap komponen secar individu, mencampur keringseluruh komponen, dan mengempa campuran serbuk menjadi tablet besar atau bongkahan pada mesin kempa. Ada berbagai keterbatasan pada proses pengempaan bongkahan, yaitu:
Skala ekonomi yang buruk dan hasil rendah.
Pemeliharaan peralatan lebih banyak dibutuhkan.
Hasil per jam rendah.
Polusi udara dan bunyi yang berlebihan.
Kebutuhan wadah dan ruang penyimpanan meningkat.
Pembuatan Lempengan (Kompaktor Gulungan)
Keuntungan dari proses teknologi pengempaan gulung adalah:
Menyederhanakan pengolahan.
Mempermudah mampu alir serbuk.
Memperbaiki keseragaman kandungan.
Menghasilkan produk kering.
Mencegah pemisahan.
Memperbaiki siklus waktu.
Memudahkan sistem manufaktur kontinu.
Menghasilkan disintegrasi tablet yang baik.
Menggunakan lebih sedikit bahan mentah.
Tidak memerlukan ruangan dan peralatan tahan ledakan.
Proses Pengikatan Partikel
Pembentukan ikatan granul dikarakterisasi dalam tahap yang berbeda, urutan berikut ini:
Pengaturan kembali partikel.
Perubahan bentuk partikel.
Pemecahan partikel menjadi berkeping-keping (fragmentasi).
Pengikatan partikel-partikel.
Perubahan bentuk elastik terjadi apabila partikel-partikel serbuk mengalami suatu gaya atau tekanan yang diterapkan, gaya tekanan yang dibebaskan dari granul, dan granul berusaha untuk kembali ke bentuk aslinya.
Teori Ikatan dalam Proses Pengempaan
Ada tiga teori ikatan kempa, yakni:
Teori Mekanik
Teori ini menyatakan bahwa: “partikel-partikel individu mengalami perubahan bentuk elastik, plastik atau rapuh dibawah tekanan sehingga sisi-sisinya bertautan dan membentuk suatu ikatan mekanik”.
Teori Antarmolekul
Molekul atau ion pada permukaan solida mempunyai gaya antarmolekul (energi bebas permukaan) yang kurang baik dan berinteraksi dengan partikel lain dalam kontak yang sebenarnya. Menurut Teori Gaya Antarmolekul, dibawah tekanan, molekul-molekul pada titik kontak yang sebenarnya antara permukaan granul yang baru dan bersih cukup dekat sehingga gaya Van Der Waals dapat berinteraksi untuk menggabungkan partikel-partikel.
Teori Film Permukaan
Teori film permukaan cairan menghubungkan ikatan dengan adanya selaput cair tipis, yang mungkin disebabkan oleh peleburan atau larutan, pada permukaan partikel yang disebabkan oleh energi pegempaan.
Metode Kempa Langsung
Kempa langsung adalah pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung dikempa.
keuntungan metode kempa langsung yaitu :
Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.(Anis Yohana Chaerunissa)
Kerugian metode kempa langsung :
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik
FORMULASI
R/ Paracetamol 500mg
Amylum Kering 10%
Mucillago Amylum 10%
Laktosa Qs
Mg stearat 1%
Talcum 2%
Amylum Kering 5%
Batch 100 tab
Bobot Tablet 700mg
Komposisi :
R/ zat aktif
Bahan pengisi
Bahan pengikat
Bahan penghancur
Bahan pelicin
Koligensia
Zat Aktif
Kebanyakan zat aktif tidak dapat dikempa langsung menjadi tablet karena tidak punya daya ikat yang cukup yang perlu untuk membuat suatu tablet, disamping itu tidak semua zat aktif mempunyai sifat alir yang baik.
Zat aktif dalam pembuatan tablet dapat dibagi dua :
Zat aktif yang tidak larut,
dimaksudkan untuk memberikan efek local pada saluran cerna, misalnya adsorben untuk tukak lambung (Norit)
Zat aktif yang larut,
dimaksudkan untuk membarikan efek sistemik setelah terdisolusi dalam cairan salura cerna kemudian diabsorbsi, terhadap zat aktif yang harus diperhatikan formulasinya, desain, bentuk dan manufaktur untuk menghasilkan tablet yang diinginkan. Sifat kelarutannya merupakan dasar untuk memformulasi dan mendesain produk yang efektif.
Zat Tambahan
Eksipien atau zat tambahan adalah zat inert yang tidak aktif secara farmakologi berfungsi sebagai zat pembantu dalam formulasi tablet untuk membentuk tablet dan untuk mempermudah teknik pembuatan tablet. Dalam pemilihan bahan tambahan untuk pembuatan tablet harus diperhatikan sifat fisika dan sifat kimianya, begitu juga dengan stabilitas dan zat tambahan yang digunakan.
Bahan tambahan tablet antara lain adalah :
Zat pengisi,
Zat inert secara farmakologi yang dapat ditambahkan dalam sebuah formulasi tablet untuk penyesuian bobot dan ukuran tablet sesuai dengan yang ditetapkan, jika jumlah bahan aktif kecil, juga untuk mempermudah pembuatan tablet walaupun pengisi adalah zat yang inert secara farmakologi, zat tersebut masih dapat mempengaruhi sifat fisika, kimia dan biofarmasi dari sedian tablet.
Contoh : laktosa, avicel, kalsium sulfat anhidrat, kalsium fosfat dibasic, dextrose, sukrosa
interaksi basa atau garam – garam amin dengan laktosa dan alkali basa yang menyebabkan terjadinya perubahan warna coklat sampai hitam. Laktosa tidak bercampur dengan asam askorbat dan salisilamide. Penggunaan dari pengisi tergantung dari volume atau berat tablet yang diingan. Bahan pengisi yang sering digunakan: laktosa USP, lactose anhydrous, spray dried lactose. Amylim : maydis, oryzae, meranthae, solany, mannitol, sukrosa dan lain- lain.
Bahan pengikat
Bahan pengikat adalah zat inert secara farmakologi yang ditambahkan kedalam formulasi tablet untuk meningkatkan kohesifitas antara partikel–partikel serbuk dalam masa tablet yang diperlukan untuk pembentukkan granul dan kemudian untuk pembentukan massa menjadi kompak dan padat yang disebut tablet, pengikat dapat dibagi dua :
Pengikat kering (binder),
pengikat kering ditambahkan kedalam massa kering. Contoh, bahan kering yang sering digunakan:
Mucilage amilly 10%
Acasia 2 – 5 %
Derivat selulosa 1 – 5 %
Sukrosa 2 – 25 %
Pengikat Basah ( Adhesive),
ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspensi, contoh pengikat basah yang sering digunakan:
Derivat selulosa 1 – 5 %
Gelatin 1 – 5 %
Pasta amylum 1 – 5 %
Natrium Alginat 2 – 5 %
Bahan penghancur
Zat inert secara farmakologi yang ditambahkan pada massa untuk membantu mempercepat waktu hancur tablet dalam saluran cerna, zat disintegran dapat ditambahkan sebagai fasa dalam yang disebut sebagai fasa dalam yang disebut sebagai bahan internal dan sebagai fasa luar yang disebut bahan eksternal. Mekanisme kerja dari bahan penghancur adalah :
Jika kontak degan air akan mengembang sehingga volume tablet membesar dan akhirnya pecah,contoh : amilum kering 5%, asam alginate, gom, explotab
Memecah ikatan partikel tablet sehingga akan pecah.
Membentuk kapiler,contoh : golongan amilum dan selulosa
Membentuk gas : asam sitrat dan bikarbonat
Membentuk lelehan, contoh : oleum cacao
Penghancur akan melarut, contohnya : peg
Ditambahkan dengan cara bersama bahan aktif, contohnya : penghancur dalam memecah granul menjadi partikel.
Bersama dengan pelincir, penghancur luar untuk memecah tablet menjadi granul
Pemberian Zat pewarna
Zat warna adalah zat inert secara farmakologi ditambahkan kedalam kedalam massa tablet dalam jumlah kecil untuk tujuan :
Memberikan identitas atau untuk membedakan produk yang satu dengan yang lainya.
Mengurangi terjadinya kesalahan pada waktu pembuatan.
Meningkatkan nilai estetika, memperindah atau meningkatkan harga pasar.
Zat yang digunakan adalah zat warna yang diperbolehkan oleh perMenkes dapat dibagi dalam dua golongan :
Zat warna larut dalam air, pewarna dapat bermigrasi kepermukaan tablet.
Lakes, campuran pewarna tak larut air yang diadsorbsikan pada suatu zat, misalnya Aluminium Hidroksida.
Bahan pemanis dan pewangi ( penambah rasa atau aroma)
Zat inert secara farmakologi yang ditambahkan kedalam formulasi tablet dalam jumlah kecil yang bertujuaan memperbaiki rasa atau bau tablet, zat pemanis biasanya adalah gula buatan yang ditambahkan kedalam formula tablet effervescent. Cara penambahanya dapat ditambahkan dalam bentuk granul semprot kering atau sebagai minyak atsiri. Biasanya ditambahkan terakhir bersama – sama fasa luar. Zat pengaroma kering lebih mudah ditangani dari pada minyak atsirinya. Penggunaan penambah aroma atau rasa umumnya berpasangan misalnya aroma jeruk dan rasa asam, dan sekaligus ditambahkan warna kuning.
Bahan penyerap ( Adsorben )
Adsorben adalah zat inert secara farmakologi yang ditambahkan kedalam formulasi tablet yang bertujuan mengadsorpsi cairan yang ada atau yang akan terjadi dalam massa tablet.. Contohnya adsorben : golongan silika gel seperti aerosil, kaolin, veegum, dan lain-lain.
4.PROSEDUR
Fase Pembuatan Fase Dalam
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Timbang semua bahan
Masukkan PCT (+) amylum kering (+) laktosa diaduk dengan kecepatan tertentu (50rpm), sambil diaduk (+) mucillago amylum sedikit demi sedikit ad massa dapat dikepal lalu massa diaduk dengan ayakan 60 mesh, keringkan dioven pada suhu 40’-50’C, lalu diayak kembali menggunakan ayakan 40 mesh.
Lakukan evaluasi granul dan evaluasi sudut longsor masa granul dimasukkan kedalam corong sampai penuh hitung menggunakan stopwatch, lepaskan penutupan hitung hingga granul habis.
Timbang granul yang tersisa
Setelah ditimbang maka kita bisa menentukan fase luar
Granul yang tersisa dari evaluasi dicampurkan dengan fase luar ad homogeny
Cetak tablet
Evaluasi tablet
5.HASIL
PB/
Fase Dalam : 92% x 700 mg = 644 mg bentuk atau tablet x 100 tab = 64.400mg
Fase Luar : 8% x 700 mg = 56 mg 700mg bobotnya x 100 tab = 5600 mg
Perhitungan Fase Dalam
Paracetamol = 500mg x 100 tab = 50.000mg
Amylum Kering 10% = 10%
Mucillago Amylum = 10% (1/3 X 644 mg) = 214,67 mg x 10% = 21,467mg x 100 tab
= 2,146 gr
total = 50 gr + 7gr + 2,146 gr = 59,1469 (total fase dalam)
Laktosa = 644mg x 100 tab = 6400mg = 64,4gr-59,146 = 5,26 gr
Perhitungan Fase Luar
amylum kering 5% = 5% x 63,9 = 3,47%
92%
mucillago amylum 1% = 1% x 63,9 = 0,69 %
92%
talc 2% = 2% x 63,9 = 1,39 %
92%
Evaluasi
Evaluasi granul
Bobot jenis nyata = ke dalam gelas takar, timbang 100 granul masukkan dalam gelas ukur hitung volume.
bobot jenis nyata = bobot volume 100gr/ml
b/v = 100gr/150 ml b/v = 100gr/120ml
= 0,666 gr/ml = 0,833 gr/ml
Bobot jenis setelah pemampatan
Kedalam gelas takar masukkan 100 gr granul, mampatkan 500x dengan alat volumeter. lihat voume setelah pemampatan.
Bj nyata setelah pemampatan = bobot/volume setelah dimampatkan.
kadar pemampatan
%T = Vo –V5oo x 100%
Vo
%T = Kadar pemampatan
Vo = volume sebelum pemampatan
V5oo = volume setelah pemampatan
%T < 20 artinya granul memeliki aliran yang baik
%T = Vo – V5oo x 100%
Vo
= 150 – 120 x 100%
150
= 20%
Kompresibilitas %K = Davt – Davc x 100%
Dapt
Davt = Berat jenis nyata sebelum pemampatan
Davc = Berat jenis nyata setelah pemampatan
Jika %K = 5-10% = aliran sangat baik
= 11-20% = aliran cukup baik
= 21-25% = aliran cukup
= >26% = aliran buruk
Aliran
Metode corong mengukur kecepatan dimana aliran 100gr granul mengggunakan corong kaca dengan dimensi yang sesuai. metode corong dapat dilakukan dengan 2 cara :
cara bebas
cara tidak bebas (paksa digetarkan)
jika 100 gr granul dapat mengalir <10 det maka aliran baik
penentuan sudut longsor
Tg γ = tinggi tumpukan = 3cm = 0,46 = 46
jari-jari 6,5cm
Evaluasi Tablet
keseragaman bobot
untuk keseragaman bobot dilakukan untuk 20 tab secara acak yang ditimbang sekaligus, kemudian satu per satu tab ditimbang menggunakan neraca analitik. keseragaman bobot dihitung dari penyimpangan bobot terhadap bobot rata-rata.
No tablet Berat tablet (xi) Deviasi yangdigunakan (∆ = x-x1) Kuadrat deviasi (A2) % Penyimpangan
1 0,431 0,008 0,000064 1,89%
2 0,413 0,01 0,0001 2,37%
3 0,414 0,009 0,000081 2,13%
4 0,423 0 0 0%
5 0,400 0,023 0,00529 5,44%
6 0,438 0,015 0,000225 3,55%
7 0,420 0,003 0,000009 0,71%
8 0,437 0,014 0,000196 3,3%
9 0,428 0,005 0,000025 1,18%
10 0,422 0,001 0,000001 0,24%
11 0,422 0,001 0,000001 0,24%
12 0,403 0,02 0,0004 4,73%
13 0,417 0,06 0,0036 1,42%
14 0,440 0,017 0,000289 4,02%
15 0,413 0,01 0,0001 2,36%
16 0,425 0,002 0,000004 0,47%
17 0,431 0,008 0,000064 1,89%
18 0,443 0,02 0,0004 4,73%
19 0,418 0,005 0,000025 1,18%
20 0,417 0,006 0,000036 1,42%
Rata-rata x yang disyaratkan menurut Fi simpangan = ≥5% 0,06 %
X 0,423 0,059 0,01091
Setelah dilakukan percobaan rata-rata simpangan 0,02398 maka tidak memenuhi syarat karena menurut F1 simpangan yang sesuai ≥ 5%
Keseragaman bobot dipengaruhi oleh
Kelembabpan
Suhu
Dan waktu kempa
Kekerasan Tablet
Dilakukan tehadap 20 tab secara acak kemudian satu persatu tablet diukur kekerasannya dengan menggunakan alat uji kekerasan (hardner tester), kekerasan tablet dinyatakan dalam kg/cm2. Tablet kecil 3-5 kg/cm2 dan tablet besar 5-10 kg/cm2.
No tablet Kekerasan tablet
1 5,7 kg/cm2
2 5,9 kg/cm2
3 5,5 kg/cm2
4 5,10 kg/cm2
5 5,8 kg/cm2
Rata-rata 5,616 kg/cm2
Setelah dilakukan percobaan maka diperoleh rata-rata kekerassan tablet 5,616 maka disimpulkan tablet yang diperoleh tablt besar dengan rata-rata 5-10 kg/cm2. Jadi tablet yang diperoleh memenuhi syarat.
waktu hancur
Dilakukan terhadap 12 tab secara acak yang diukur menggunakan alat waktu hancur (desintegratur test).suhu medium air berlangsung, kemudian keranjang dinaik turunkan dengan kecepatan 25 rpm waktu hancur tablet atau saat tablet hancur seluruhnya dan tidak ada yang tersisa pada bagian dasar kawat keranjang. Waktu hancur tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet biasa dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut.
No tablet Waktu
1 8,12
2 6,33
3 7,03
4 12,22
5 13,2
6 13,10
Rata-rata 10 menit
Setelah dilakukan percobaan dapat diperoleh rata-rata waktu hancur 10 menit, maka disimpulkan waktu hancur tablet untuk tablet biasa tidak lebih dari 15 menit jadi waktu yang diperoleh memenuhi syarat.
Evaluasi Tablet Paracetamol (dengan nama generik PARACETAMOL)
Keseragaman bobot
Ambil 20 tablet sebagai sampel,timbang & hitung bobot rata – ratanya.Timbang lagi satu persatu,catat penyimpangannya masing – masing.Analisa dengan persyaratan Farmakope Indonesia III.
No Berat tablet Deviasi yang digunakan Kuadrat deviasi % Penyimpangan
(X1) (∆=ẋ-x1) (∆2)
1 0,587 0,003 0,000009 -0,508
2 0,600 -0,01 0,0001 1,6949
3 0,588 0,002 0,000004 -0,338
4 0,558 0,032 0,001024 -5,42
5 0,581 0,009 0,000081 -1,5254
6 0,604 -0,014 0,0196 2,372
7 0,594 -0,004 0,0016 0,67
8 0,587 0,003 0,000009 =0,508
9 0,586 0,004 0,000016 -0,677
10 0,605 -0,015 0,0152 2,54
11 0,568 0,022 0,000484 -3,72
12 0,593 -0,003 0,000009 0,508
13 0,587 0,003 -0,000009 -0,508
14 0,586 0,004 0,000016 -0,677
15 0,585 0,005 0,000025 -0,847
16 0,609 -0,019 0,000361 3,22
17 0,597 -0,007 0,000049 1,864
18 0,600 -0,01 0,0001 1,694
19 0,583 0,007 0,000049 -1,864
20 0,613 0,023 0,000529 3,898
Jumlah 11,811 0,039355 1,872
ẋ 0,590 0,0019677 0,093%
Kesimpulan :
Setelah dilakukan percobaan simpangan diatas diperoleh rata – rata 0,093%.Maka tablet diatas dapat dikategorikan bagus karena penyimpangannya <5%.
Kekerasan Tablet
Letakan satu tablet pada posisi tegak lurus pada alat Hardness teaster, selanjutnya putar penekan alat pelan – pelan sampai tablet pecah.baca skala alat yang menunjukan kekerasan tablet dalam satuan kg.
No Tablet Kekerasan
1 14,9 kg/cm2
2 15,9 kg/cm2
3 13,7 kg/cm2
4 13,5 kg/cm2
5 15,8 kg/cm2
X 17,74 kg/ cm2
Kesimpulan :
Setelah dilakukan percobaan maka diperolah rata – rata kekerasan tablet 17,74 kg/cm2 . Maka disimpulkan tablet yang diperoleh memenuhi syarat.
Waktu Hancur
Ambil 6 tablet secara acak yang diukur menggunakan alat waktu hancur (disintegrator test) suhu medium air dipertahankan pada suhu 37,50°C + 0,5°C.Selama penentuan berlangsung kemudian keranjang dinaik turunkan dengan kecepatan 25 rpm. Waktu Hancur tablet adalah saat tablet hancur seluruhnya dan tidak ada yang terasa pada bagian dasar kawat keranjang.Waktu hancur tablet tidak ubah dari 15 menit untuk tablet biasa dan 60 menit untuk tablet bersalut.
No Tablet Waktu
1 10,55
2 14,27
3 14,6
4 13,6
5 12,01
6 10,45
ẋ 12,58
Kesimpulan :
Setelah dilakukan percobaan maka diperoleh rata – rata waku hancur tablet biasa tidak lebih dari 15 menit, jadi waktu yang diperoleh memenuhi syarat.
Pembahasan
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok
Metode pembuatan tablet terdiri dari :
1. Metode granulasi basah
Tahapannya :
Pengeringan bahan obat dan zat tambahan
Pencampuran serbuk gilingan
Persiapan larutan pengikat
Pencampuran larutan pengikat dan campuran serbuk hingga membentuk massa yang basah.
Pengayak kasar dari massa yang basah menggunakan ayakan no 6-12.
Pengeringan granul basah
Pengayakan granul kering dengan pelicin dan penghancur.
Pencampuran bahan ayakan.
Tablet dikempa.
2. Metode granulasi kering
Tahapannya :
Penggilingan bahan obat dalam bahan tambahan.
Pencampuran bahan yang telah digiling
Pengempaan menjadi tablet yang besar.
Slug dan pengayakan
Pencampuran dengan pelican dan penghancur
Tablet dikempa.
Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan maka dapat disimpulkan bahwa:
Keseragaman bobot
Setelah dilakukan percobaan rata-rata simpangan 0,02398 maka tidak memenuhi syarat karena menurut F1 simpangan yang sesuai ≥ 5%.
Keseragaman bobot dipengaruhi oleh
Kelembabpan
Suhu
Dan waktu kempa
Kekerasan tablet
Setelah dilakukan percobaan maka diperoleh rata-rata kekerassan tablet 5,616 maka disimpulkan tablet yang diperoleh tablt besar dengan rata-rata 5-10 kg/cm2. Jadi tablet yang diperoleh memenuhi syarat.
c.Waktu Hancur
Setelah dilakukan percobaan dapat diperoleh rata-rata waktu hancur 10 menit, maka disimpulkan waktu hancur tablet untuk tablet biasa tidak lebih dari 15 menit jadi waktu yang diperoleh memenuhi syarat.
Dafar Pustaka
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, III, Jakarta.Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Anief ,2005,Ilmu Meracik Obat.Yogyakarta,Gadja Mada University Press
Anonim, 1995 Farmakope Indonesia, IV, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Lampiran 3
Mesin pencetak tablet
Timbangan elektrik
Desintegrator Test
Hardness Tester
Lampiran 4
Timbangan gram dan miligram
Ayakan
Lumpang
Panci
Lampiran 5 :
Beker glass
Bahan- bahan
Bahan-bahan
Bahan-bahan
terima kasih mba, ini sangat membantu tugas FARMASETIKA saya.. :)
BalasHapussuwun min, sangat membantu tugas Tekfar saya
BalasHapushttps://www.jurnalfarmasi.com/2019/06/pengertian-granulasi-tujuan-jenis-jenis-dan-pentingnya-dalam-proses-pembuatan-tablet.html
BalasHapus